Proses
pemodelan merupakan suatu awal dari suatu masalah atau situasi dari suatu dunia
nyata yang selanjutnya dipresentasikan kedalam model penyelesaian masalah untuk
mempermudah dan memahami masalah tersebut. Selanjutnya model tersebut
disederhanakan menjadi suatu model nyata sehingga proses matematisasi terhadap
model nyata tersebut menghasilkan model matematika. Model matematika merupakan
sebuah langkah untuk mencari solusi dari suatu masalah yang ada didunia nyata.
Matematisasi membantu siswa untuk
membangun konsep dari materi materi matematika sehingga siswa akan lebih mudah
memahami pelajaran yang akan disampaikan karena materi yang diberikan berawal
dari masalah masalah yang konkrit yang ada didunia nyata baru menuju keabstrak.
Dengan demikian, siswa akan lebih mudah membangun logika bahwasanya matematika
sangat bermanfaat dan selalu digunakan dalam kehidupan sehari hari, sehingga
siswa akan lebih semangat dalam mempelajari ilmu matematika. Tidak hanya itu,
siswa akan lebih mudah menyelesaikan soal soal matematika terapan, karena dari
awal siswa diajak untuk berpikir mematematisasikan suatu masalah dunia nyata,
sehingga dalam pemikiran siswa akan lebih terarah dan tertata dengan rapi.
Namun sayangnya, mematematisasikan
masalah ini biasanya hanya digunakan untuk siswa siswa sekolah dasar. Hal ini
karena materi disekolah dasar masih belum begitu abstrak. Untuk materi tingkat
SMP dan SMA, guru akan lebih kesusahan dalam memberikan materi materi dengan
model ini, karena pembahasan dalam matematika SMP dan SMA sebagian besar sudah
merupakan matematika abstrak. Contohnya materi trigonometri. Guru akan
kesusahan dalam memimpin pembelajaran dengan model ini, karena materi
trigonometri sulit untuk direalisasikan.
Dengan demikian, matematisasi lebih
pas jika digunakan dalam pembelajaran tingkat dasar. Hal ini bertujuan agar
siswa memiliki pola pemikiran atau logika yang lebih konkrit tentang
matematika, sehingga jika konsep dasar sudah memahami peran matematika dalam
kehidupan sehari hari siswa akan lebih mudah untuk memahami soal soal yang
abstrak. Untuk tingkatan SMP dan SMA bukan berarti tidak digunakan, tetapi
metematisasi lebih pas saat soal soal pengayaan untuk membuka wawasan siswa dan
tidak diberikan dalam setiap pembelajaran. Selain itu, matematisasi juga baik
saat pembukaan bab pembahasan baru agar siswa tahu terlebih dahulu tujuan dari
belajar bab tersebut ada kaitannya dengan dunia nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar