Rabu, 05 Maret 2014

PMRI.A.K.4.edisi.4

Sulastri dan suhartini kalas A
KEMAMPUAN  DASAR UNTUK HIDUP

ANAK INDONESIA USIA 15 TAHUN DI DUNIA INTERNASIONAL
Judul tulisan ini diambil dari Laporan Pusat Pengujian, Balitbang Diknas, yang melaporkan tentang prestasi membaca, matematika, dan sains(IPA) anak Indonesia usia 15 thn (tanpa memandang kelas ) di dunia Internasional.Penilaian menggunakan bahan dari PISA (Programme for International Student Assessment), suatu kegiatan di bawah organisasi untuk kerjasama Ekonomi Pembangunan(OECD). Asesmen bertujuan meneliti secara berkala kemampuan siswa usia 15 thn dalam literasi membaca, matematika, dan sains. Literasi beraiti penggunaan bahasa. Secara umum, literasi matematika berarti seseorang mengenali dan memahami peran yang dimainkan matematika dalam kehidupan, mampu mengambil keputusan dengan dasar yang kuat dan memanfaatkan matematika sehingga menjadi warga yang berguna .Ini berarti tekanan dalam PISA adalah pada pengetahuan matematika yang di gunakan dalam berbagai situasi dan konteks, mematematikkan situasi real dan menafsirkannya, merenungkan dan menilai kesahihan (validasi) hasilnya. Jelas penilaian seperti ini sulit mengerjakanya atau lebih tegas lagi bagaimana matematika sebaiknya diajarkan. PISA membagi matematika dalam 3 komponen utama:situasi, kandungan, kompetensi.Sedangkan inti dari literasi matematika itu sendiri adalah reproduksi, koneksi dan interaksi.Melakukan penilaian literasi matematika berarti menilai sejauh mana siswa menguasai kompetensi.Menurut survay balitbang dari 41 negara yang dibandingkan, Indonesia menempati urutan 39 dalam matematika dan 38  dalam sains . Menurut balitbang Siswa indonesi hanya mampu menyelesaikan satu langkah soal matematika yang sifatnya rutin,itu yang menyebabkan Indonesia tidak boleh mengikuti PISA.

OPINI :
Balitbang Diknas seharusnya memberikan kesempatan kepada Indonesia untuk bergabung bersama PISA,karena dengan bergabung secara langsung dengan PISA Indonesia bias belajar lebih banyak dan Indonesia juga mempunyai generasi muda yang tidak kalah dengan Negara lain mereka pandai dalam membaca, matematika, dan sains, namu pengalam meka kebanyakan terbatas dalam negri.gurangnya pendidik yang bertaraf internasional.   






PENGALAMAN PADA UJI COBA PMRI

Suatu langkah yang tepat untuk menepis anggapan bahwa matematika adalah suatu pelajaran yang menakutkan ialah suatu pembaruan dalam pembelajaran matematika.
PMRI adalah suatu pendekatan yang memberikan nuansa baru bagi siswa dalam belajar matematika.Di MIN Cicendo  Kota Bandung telah di uji cobakan program tersebut .Waktu pertamakali di adakan memang ada beberapa hambatan dan kendala yang di hadapi .Sebagai contoh ,waktu anak disuruh bercerita di depan kelas  dan mengemukakan pendapat yang berbeda dengan yang lain dan disertai alasan, para murid sedikit merasa kesulitan.Semua hal baru termasuk, PMRI memang membutuhkan bimbingan dan pembiasaan.Sungguh pemandangan yang berbeda ketika meraka diberikan alat peraga dan disuguhi dengan berbagai macam permainan yang disertai dengan pengisian LKS mereka terlihat senang.Kita para guru tidak harus mengatakan :ini harus begin, begitu. Dengan alat peraga yang ada mereka belajar sendiri menemukan jawabanya, kita sebagai guru hanya tinggal membimbing dalam pelajaran tersebut.Dari uji-coba PMRI yang telah dilaksanakan, terasa begitu banyak perubahan pada anak , meliputi: anak mulai berani mengemukakan pendapat, bercerita meskidalam bahasa yang sederhana dan menghargai perbedaan pendapat.

OPINI:
PMRI ini memang bagus Cuma pemerataan di indonesianya masih memprihatinkan ,bahkan kebanyakan setaf pengajar kurang mengerti bahkan tidak tau tentang PMRI ini. Seharunya pemerintah mensosiallisasikan lebih merata ke seluruh Indonesia.
KERANGKA DIDAKTIK PMRI
Kerangka didaktik adalah acuan yang harus di pegang oleh pengembang dalam penyusun rencana pembelajaran PMRI.Kerangka ini menjadi syarat berhasil atau tidaknya guru di kelas dalam pembelajaran PMRI.Kerangka ini meliputi aspek siswa, materi, guru, lingkungan belajar dan pengalaman belajar.Ia merupakan suatu system terpadu sebagai jalinan yang efektif dan efisien dengan siswa sebagai pusat pembelajar.Tujuan pembelajaran adalah agar siswa dapat membangun konsep dan ide matematika berdasarkan proses penemuan kembali,melalui eksplorasi soal-soal kontekstual. Soal-soal kontekstual harus memenuhi syarat relevansi dan familiaritas.Peran guru hanya sebagai fasilitator.

OPINI :
 Kerangka ini sudah cukup bagus , Cuma realisasi dan sosialisasi PMRI ini tidak maksimal . contohnya di luar jawa sana masih banyak yang tidak tau PMRI dan mengerti apatujuan dan manfaat PMRI .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

F
I
G
A
E
R
O
K
Y
O
B